Pada pertemuan ini yang hadir ada lima orang: Ibrahim, Rebby, Yanuar, dan saya serta Akh Dimas tentunya. Di tengah kesunyian Masjid Attin selepas Sholat Jumat, Akh Dimas yang baru saja menjadi penghuni baru Asrama PPSDMS Nurul Fikri (selamat ya, akh!) memberi kami bermacam materi. Hal-hal yang saya sempat catat di antaranya.
- Mengutip perkataan ahli perang Cina, Sun Tzu, "Ketika bertemu orang, jangan hanya memberi ikan, tapi berilah kail dan keahlian memancing." Kalimat tersebut jelas menasihati bahwa jika ingin membantu orang lain jangan hanya memberi hal yang habis dalam waktu sesaat, melainkan berilah hal yang justru bisa menghasilkan sesuatu.
- Ketika kelebihan dan kekurangan dipersatukan dalam ikatan ukhuwah akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa, seperti Nabi Musa dengan Nabi Harun serta Mus'ab bin Umair dengan Ummi Maktum. Sebaik-baik ikatan adalah ikatan iman.
- Jadilah pribadi muslim yang tidak hanya "Di masjid" untuk memperluas wawasan.
- Jangan mengeksklusifkan diri di kuliah nanti. Fokus dan kenali banyak orang.
- Jadikan perguruan tinggi di Indonesia sebagai teman, bukan "Musuh". "Musuh" justru dari luar Indonesia, minimal satu kawasan: ASEAN. Syukur-syukur bisa ber-"Musuhan" dengan kawasan yang lebih luas cakupannya.
Kurang lebih sebanyak itu yang sempat saya catat. Namun, ada kata-kata dari Akh Dimas yang ngena banget menurut saya.
"Ga banget, deh, kita sebagai Muslim hanya duduk di masjid, di pojokan, kerjaannya hanya membaca Alquran, pakai baju yang itu-itu saja dan lusuh pula. Kita semestinya menjadi orang-orang yang berprestasi dan menempati pos-pos strategis di bidangnya masing-masing sebagai bentuk dakwah kita."


0 comments:
Posting Komentar