Senin, 12 Maret 2012 0 comments

Mentoring

Islamedia – Tulisan ini ditujukan untuk seluruh mahasiswa, pemuda yang masih mempertanyakan kenapa harus mentoring? Apa sih itu mentoring dan yang lebih penting apa itu manfaatnya? Atau bisa juga tulisan ini untuk para mentor yang masih mempertanyakan kenapa saya menjadi mentor? Apa sih urgensinya dan bagaimana mentoring mampu menjadi bagian dari membangun peradaban?

Kenapa Harus Mentoring?

Karena mentoring sebenarnya adalah proses untuk “akselerasi kedewasaan”. Kedewasaan ini sangatlah luas. Bisa jadi, kedewasaan dalam memahami Islam, kedewasaan dalam berilmu sesuai pilihan kompetensinya, kedewasaan dalam menyikapi masalah, kedewasaan dalam memilih keputusan, bahkan kedewasaan dalam bergaul mengenal karakter manusia.

Kedewasaan, Kenapa? Kenapa Bisa? Dan Apakah Harus Dengan Mentoring?

Ya. Mentoring adalah sebuah grup diskusi terfokus yang di dalamnya terdapat interaksi-relasi antar insan, ada aspek manusiawi, serta hubungan interpersonal. Bisa jadi seseorang menjadi dewasa tanpa mentoring karena aspek pembentuk kedewasaan memang banyak. Bisa jadi dia anak sulung, sebatang kara, dididik orang tua, atau memang sudah dilepas sedari kecil. Mentoring adalah proses “percepatan kedewasaan”, karena dengan mentoring maka kita akan memperbesar “kapasitas berkomunitas” kita, memahami bahwa ternyata karakter manusia itu beragam, menangani konflik komunikasi, hingga mampu bekerjasama walaupun terdapat perbedaan prinsip di satu sisi.

Lalu, Kenapa Harus Mentoring Yang Isinya Materi Melulu ?

Materi? Ya, terkadang, mentor memang tidak mampu menerjemahkan materi "mati" menjadi “hidup”. Mentor harus paham, bahwa “mempelajari” dan “membaca” sebuah materi adalah satu masalah, sedangkan “membumikan” dan “mengkomunikasikan” materi kepada adik mentor, adalah masalah lain yang berbeda, jangan disamakan.

Mentoring mengandung tiga aspek, yaitu kognitif (materi keilmuan, knowledge. Bisa jadi rasmul bayan yang kita dapat dulu saat pertama kali liqo), afektif (sikap, bersikap saat menyampaikan, raut muka, bahasa tubuh, mimik wajah), dan psikomotorik (bisa jadi saat rihlah, olahraga, intonasi). Psikologi dan suasana mentoring akan sangat mempengaruhi adik mentor.

Mentoring, Apa Hubungannya Dengan Kesuksesan Saya? Apakah Mentoring Harus Bermateri Agama Islam?

Tahukah kamu, bahwa orang- orang yang mampu mengubah zaman pada masa mudanya adalah orang- orang yang membentuk kelompok diskusi tersegmen? Tahukah kamu, bahwa mentoring dapat mempercepat pemahaman kita akan sebuah disiplin ilmu? Dan, bukan hanya Islam. Tidak percaya? Ini beberapa contohnya :

  1. HOS Cokroaminoto punya tiga binaan, yaitu Sukarno (Presiden Pertama RI), Semaun (Pemimpin PKI Madiun), dan Sekarmadji Maridjan Kartosuwiryo (Pemimpin DI TII/ NII). Nah, semua jadi “tokoh” kan ? Walaupun akhirnya jadi berseberangan, itu mungkin karena mereka pada ngebandel,mentoringnya gak selesai kali ya?
  2. Jesse Jackson, senator negro pertama AS yang Yahudi. Salah satu binaannya adalah Lewis “ Scooter” Libby ( Staf DEPLU AS), dan salah satu binaan dari mentoringnya Yahudi dari Libby ini, sekarang menjabat sebagai Presiden Bank Dunia, Paul Wolfowitz (Pasti tahu dia kan?)
  3. Badiuzzaman Said Nursi, pemimpin Harokah Islamiyah dari Turki, penentang sekulerisme Kemal Pasha, dengan jamaahnya, Jamaah Nur, dan risalahnya, Risalah Nuriyah, punya kader yang masih dalam mentoringnya langsung, yaitu Dr. Necmetting Erbakan, dengan Partai Refah-nya, mantan PM Turki yang akhirnya terjungkal oleh militer, digantikan oleh Tanshu Ciller, dan hingga akhir hayatnya, dilarang terjun ke politik. Namun, Erbakan ini punya 11 binaan yang dipersiapkan untuk terjun ke politik praktis, dan 2 diantaranya adalah Abdullah Gul ( Presiden Turki sekarang) dan Recep Thayyip Erdogan ( PM Turki sekarang), yang mendapatkan amanah kepemimpinan dengan partai baru, Partai Keadilan dan Persatuan.
  4. Arifin Panigoro, Aburizal Bakrie, Abdul Latief, dan Fadel Muhammad adalah kader Golkar, yang sengaja dibentuk semenjak masih di bangku kuliah ITB untuk mengendalikan sektor riil Indonesia, dengan suatu saat nanti mengendalikan asosiasi dagangnya, yaitu KADIN. Mereka terkenal dengan sebutan “Grup Gelapnyawang”, murobinya, pasti semua kenal, Ginanjar Kartasasmita, Ketua DPD RI sekarang.
  5. Tahu teman satu mentoring-nya Einstein ? Ya, Schrodinger! Dan tahu nama komunitas diskusinya ? Ya, The Royal Society, yang sudah ada semenjak Sir Isaac Newton hingga Stephen Hawking sekarang.

Jadi Kenapa Mentoring? Saya Butuh Jawaban Logis- Rasional-Kuantitatif !

Baik, itu pertanyaan favorit saya, saya akan berikan jawaban: Karena dengan mentoring, maka kamu akan mengalami Akselerasi/Percepatan Kedewasaan.

Jawaban Yang Tidak Logis, Apa Maksudnya? Kedewasaan Apa Konkretnya?
Konkretnya?

Baik, saya kasih contoh tersegmen :

Kedewasaan Ilmu

Jika ingin mendapatkan akselerasi kedewasaan dalam memahami dan menerapkan ilmu kamu di kampus, kamu harus ngementor dengan dosennya di luar jam kuliah. Bikin kelompok kecil dengan satu dosen sebagai mentor di rumahnya, jangan nunggu TA (tugas akhir), kelamaan, keburu lulus! Kenapa? Karena ruangan kuliah terlalu sempit untuk mengetahui aspek teknis-taktis dari keilmuan kita. Jika memang benar-benar mau memiliki kemampuan berpikir strategis ala anak S1 dan bergerak taktis-teknis ala anak D3, maka, ajak seorang dosen untuk mentoring, curi semua ilmunya dan kamu akan mengalami akselerasi ilmu yang jauh berlipat. Kamu bisa punya kemampuan setara doctor atau peneliti sebelum berusia 25 tahun! Luar biasa bukan mentoring itu?

Kedewasaan Bisnis

Maksudnya? Ya, biasanya, orang punya ide luar biasa untuk terjun ke sektor riil, namun bingung mulai dari mana, tidak ada modal, tidak ada jaringan, dll. Nah, dengan mentoring bisnis ini, kamu bisa mendapatkan ilmu luar biasa bahwa ternyata bisnis besar bisa dimulai dengan tanpa modal! Bahwa jaringan itu bukan hal yang sulit! Dan, kamu bisa mendirikan perusahaan berbasis kompetensi kuliah kamu, seperti halnya Steve Jobs, atau Michael Dell, sebelum berusia 25 tahun! Nah, luar biasa bukan efek dari mentoring itu?

Kedewasaan Psikologis

Maksudnya, apa lagi? Hm, menjadi jenius bukan berarti terus jadi asosial loh. Jarang bergaul dan susah berinteraksi, seperti Steve Nash di Film A Beautifil Mind, sampai kena Skizofrenia segala! Sudahlah, cobalah untuk bisa paham bahwa karakter manusia itu beragam, ada yang sensitif, agresif, ekspansif, bahkan arogan segala! Tahu kan, biasanya orang asosial punya kecenderungan bunuh diri tinggi, bahkan suka gagal dalam membangun karir dan relasi. So, mau cepet dewasa dalam menyikapi permasalahan hidup? Yuk, mentoring.

Kedewasaan BerIslam

Ah, kamu pasti tidak mau disebut fanatik kan? Fanatisme berlebihan terjadi karena dogmatis yang tanpa ada diskusi dan interpretasi. Islam tidak seperti itu, kita diberikan kesempatan untuk bertanya seluas dan sedalam mungkin, kita bahkan ditantang untuk membuktikan kebenaran Islam dalam Al Quran, dan percayakah kamu, Malaikat saja bertanya! Mempertanyakan kepemimpinan manusia di bumi? Dan, mereka tidak disebut Allah dengan kurang ajar lho. So, mau menjadikan Islam sebagai sebuah gaya hidup? Setelah kamu jadi peneliti, pengusaha, hingga dosen, kamu akan kehilangan ruh dan karakter kuat manakala tidak punya prinsip yang kuat, dan saya yakin, Islam adalah prinsip hidup yang paling nyaman dan menyenangkan buat manusia, mau mentoring Bos? Yuuuk……

Intinya, dengan mentoring, kamu bakalan lebih cepat mengalami kedewasaan, mengenali potensi kemanusiaan kamu, hingga menata hidup kamu lebih baik, bukan Cuma buat kamu sendiri, tapi juga buat lingkungan sekitar kamu…Asyik kan?

Nah, contoh-contoh argumen diatas, apakah bisa dipakai? Sekedar saran ringan saja.


Ridwansyah Yusuf Achmad (Kepala Gamais ITB (08/09), Presiden Keluarga Mahasiswa ITB (09/10)

Minggu, 11 Maret 2012 1 comments

Kekuatan Doa

Assalamu'alaikum wr wb

Alhamdulillah gairah untuk nulis (atau ngetik ya?) di blog lagi ada nih. Di kesempatan ini, saya mau berbagi cerita tentang kekuatan doa, ya sesuai judulnya. Kita langsung ke TKP, hehe.

Diceritakan, pada hari-hari penghujung SMA biasanya disibukkan dengan ujian-ujian, baik ujian tulis, praktik (menurut KBBI ejaan yang benar "praktik" bukan "praktek"), maupun hati, ups. Di kesempatan ini saya mau nyeritain pengalaman luar biasa di ujian praktik IPA (karena kebetulan saya melanjutkan di program IPA SMA). Ceritanya dua hari sebelum ujian, saya sibuk ngubek-ngubek buku-buku kelas X dan XI buat nyari buku praktikum Fisika, Kimia, dan Biologi. Tapi sayang, yang ada cuma beberapa buku aja, yang lain ga tau di mana. Akhirnya lewat aksi cepat tanggap, melalui jejaring sosial facebook saya minta tolong sama teman-teman kelas untuk bawa buku praktikumnya esok hari, kali aja yang butuh ga cuma saya. Keesokan harinya saya langsung memfotokopi bagian-bagian penting yang akan diujikan di ujian praktik nanti. Selanjutnya, saya baca dengan seksama dan dalam tempo yang singkat buku praktikum fisika karena kelompok saya dapatnya ujian praktik fisika duluan.

Alhamdulillah ujian praktik fisika, kimia, dan biologi saya dilancarkan oleh Allah Swt. Fisika dapat ujian pengukuran memakai berbagai alat (mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup), kimia dapat titrasi asam basa, dan biologi dapat uji vitamin C. Mungkin beberapa kawan bilang saya beruntung dapat ujian yang 'katanya' mudah, tapi saya berpikir yang baik saja mungkin ini karena kekuatan doa dari saya sendiri, orangtua, guru, dll. Sedikit berbagi aja doa yang waktu itu saya panjatkan, mungkin bisa membantu di kemudian hari:
"Allahumma inni istauda'tuka maa qara'tu wa maa sami'tu wa maa hafizhtu wa maa ta'allamtu fardud hu ilayya 'inda haajati ilaihi"

"Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepadaMu akan apa-apa yang telah aku baca, telah aku dengar, dan telah aku hafalkan serta telah aku pelajari, maka keluarkanlah itu semua kembali saat aku membutuhkannya"
Doa itu saya dapat dari Akh Fandi Nurrohman dan katanya dia dapat dari temannya. Ya gapapa lah yang penting arti dari doanya luar biasa. Sekian untuk tulisan ini, semoga bermanfaat untuk semuanya.

Wassalamu'alaikum wr wb
Jumat, 09 Maret 2012 0 comments

9 Maret 2012

Assalamu'alaikum wr. wb.
Wah, udah lama ya saya nggak ngupdate ini, ya sekitar setahunan lah. Pada kesempatan ini saya mau ngupdate poin-poin penting dari hasil mentoring dengan Akh Dimas di Masjid Al-Huda SMAN 14 Jakarta tadi siang. Sengaja, biar ga lupa dikemudian hari, siapa tau bermanfaat :-)

Pada pertemuan tadi, Akh Dimas membahas tentang sebuah buku. Judulnya kalo ga salah (berarti bener) "Pesan-pesan Untuk Pelajar dan Mahasiswa" karya Ibrahim Al Jarullah dan Ali Abdul Halim.

Pesan dari sang penulis di antaranya:

1. Niat Ikhlas Untuk Menuntut Ilmu
Niatkan proses mencari ilmu semata-mata mencari keridhoan Allah Swt. dan demi mengentaskan kebodohan di masyarakat, bukan sekedar untuk mendapat ijazah dan pekerjaan saja. Karena semua itu bergantung pada satu kata: NIAT
"Sesungguhnya segala amalan itu tergantung pada niatnya"
2. Pelajari Materi Sebelum, Saat, dan Sesudah Kelas
Sebelum dimulai kelas, usahakan pelajari dulu materi yang kira-kira nanti dipelajari, kemudian saat di kelas perhatikan pengajar dengan baik dan tanyakan jika ada yang kurang jelas. Setelah selesai, ulangi kembali materi yang sudah dipelajari tadi di rumah.

3. Menjaga Hubungan Dengan Al-Qur'an
Pelajari, pahami, hafalkan, dan kaji tafsirnya kemudian amalkan, Insya Allah Al-Qur'an akan menjadi penolong kita di hari kiamat kelak.

4. Menjaga Sholat Lima Waktu
Usahakan sholat tepat waktu secara berjamaah di masjid (untuk laki-laki) karena sholat adalah tiang agama. Selain itu, sholat juga merupakan amalan yang pertama kali dihitung di hari kiamat nanti.

5. Berkumpul Dengan Teman-teman yang Baik
Memiliki banyak teman itu baik, tapi alangkah lebih baiknya kalau teman-teman dekat kita adalah teman-teman yang baik. Teman yang baik dapat membimbing dan menjaga kita untuk senantiasa berbuat baik, begitu pula sebaliknya. Jadi berkawan juga harus pilih-pilih lho!

6. Menggunakan Waktu Sebaik-baiknya untuk Hal-hal Bermanfaat
Menggunakan waktu di sini utamanya adalah waktu kosong. Berusahalah mengisi kekosongan waktu tersebut dengan hal-hal yang bermanfaat. Karena jika kita tidak menyibukkan diri untuk hal kebaikan, kita cenderung menyibukkan diri untuk hal keburukan

7. Berbakti Kepada Orangtua
Sudah tidak asing lagi, keberkahan atas segala sesuatu pasti dikaitkan dengan orangtua. Karena apa? Doa orangtua kepada anaknya itu tidak dihalangi di langit sehingga Insya Allah langsung didengar oleh Allah Swt. Oleh karenanya, berhati-hatilah dalam berperilaku kepada orangtua kita :-)
Ridho Allah berada dalam berada dalam ridho kedua orangtua (H.R. Tirmidzi)
8. Menghormati Guru
Guru ibarat orangtua kita di sekolah. Selain itu, mereka adalah sosok yang mulia karena rela dan ikhlas membagikan ilmunya kepada murid-muridnya. Oleh karenanya, sebagai siswa kita dituntut untuk berperilaku baik pula kepada mereka.
"Guru ibarat lilin, yang membakar dirinya sendiri untuk menerangi orang lain"
9. Mengamalkan Ilmu
Tugas seorang yang terdidik adalah mendidik. Aplikasikan ilmu yang sudah diperoleh selama ini dan serulah kepada orang lain serta bersabarlah. Ilmu adalah ibarat pohon, berbuahnya ilmu adalah dengan mengaplikasikan dan mengajarkannya kepada yang belum mengetahui.

Sekian yang bisa saya ingat dari isi mentoring tadi (walau sedikit nyontek dari website orang lain, hehe) semoga senantiasa dapat mengingatkan saya khususnya dan bermanfaat untuk yang membacanya.

Wassalamu'alaikum wr. wb.

Allah mengangkat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat. (QS.Al Mujadilah :11)

 
;