Sabtu, 12 Mei 2012

Perpisahan Mentor

Assalamu'alaikum wr. wb

Jumat, 6 April 2012

Mengawali hari dengan sholat subuh dan dilanjutkan tilawah di pagi hari, kemudian saya bergegas untuk mandi karena ada jadwal futsal dengan teman-teman XII IPA 2 di Halim Futsal. Lawannya? XII IPA 4! Setelah mandi dan sarapan pagi dengan kedua orangtua, saya lekas pamit menuju TKP. Dengan diantar mobil publik (baca: angkot), saya tiba di tempat tujuan jam 07.40. Ya, walaupun saya telat tapi ternyata yang sudah datang baru Arfi dan Bhre. Setelah menunggu sekitar 20 menit, barulah satu per satu teman-teman dari IPA 2 dan IPA 4 datang. Kami memulai pertandingan sekitar jam 08.00. Di pertandingan ini, IPA 2 tampil dengan baju nasionalnya untuk pertama kali. Hasilnya? Wah tidak terhitung skornya saking banyaknya gol tercipta dari IPA 2 maupun IPA 4. Setelah 2 jam bermain, kami istirahat sambil ngobrol dan mengeringkan badan sekitar satu jam. Setelahnya teman-teman pulang dan tinggal tersisa Ary dan saya. Saya dan Ary selanjutnya pergi ke Masjid Raya Al Huda, Cililitan untuk menunaikan sholat Jumat. Kebetulan di hari ini kelompok mentor saya janjian untuk kumpul di masjid ini.

Hari yang cukup emosional karena di hari ini kelompok mentoring saya transfer murobbi secara resmi (wah kayak transfer pelatih di klub sepak bola ya?). Setelah menunggu sekitar satu jam, Akh Diwang akhirnya datang disusul Yanuar beberapa menit kemudian. Lama menunggu teman-teman yang lain datang, kami melanjutkan pembicaraan di dalam masjid. Saat Fauzi dan Angger datang, mentoringpun dimulai. Akh Dimas lalu Rebby dan Ibrahim satu per satu datang.Setelah semua datang, mentoring secara resmi dibuka. Dalam kesempatan itu Akh Diwang membuka halaqah dengan kisah Dhana Widyatmika yang dikutip dari majalah Tarbawi. Dijelaskan di situ bahwa DW dikatakan sebagai pemuda di ujung surga karena keikhlasannya merawat ibunya yang sakit gagal ginjal dengan memberikan kenyamanan dan penanganan ekstra kepada si ibu. Namun sayang, kini santer terdengar bahwa DW diduga terkait korupsi di Direktorat Jendral Pajak. Ya, semoga diberi yang terbaik oleh Allah Swt.

Dalam kesempatan itu pula Akh Diwang memberi beberapa nasihatnya yang terakhir di halaqah kami sebelum secara resmi ditransfer diantaranya:
1. Tarbiyah bukanlah segalanya, tetapi segalanya berawal dari tarbiyah
2. Jadilah ahli di bidangnya dan isilah pos-pos penting di bidang itu
3. Tetap lanjutkan proses tarbiyah di manapun kelak kita berada

Setelah memberi nasihat-nasihat yang super tersebut, kami melanjutkan pertemuan itu di kedai makan Ayam Lepas, Cililitan depan PGC (Pusat Gaul Cililitan, hehe). Di sesi yang kedua itu banyak pula pembicaraan, tapi hanya satu yang saya ingat: "Kalau ana ga ikut tarbiyah, mungkin ana sekarang ngerokok setelah makan", kata Akh Diwang karena sebagian besar teman kantornya merokok setelah makan.

Sesi Ramah Tamah di Ayam Lepas, Cililitan
Mungkin segitu saja yang saya ingat di pertemuan hari itu. Sedih karena 'ditinggal' salah satu guru. Senang karena dapat guru baru. Tapi walau bagaimanapun itu sesuatu yang biasa terjadi karena pada hakikatnya Kita berkumpul untuk berpisah. Semoga senantiasa dapat mengingatkan kita tentang memori ini :-)

Sekian, Wassalamu'alaikum wr. wb.

0 comments:

Posting Komentar

 
;